By: Sapardi Djoko Damono
Format: 70 pages, Paperback
perihal gendis di rumah sendirian : ayahnya pamit pergi ke selatan ibunya bilang menyusul ke ut…
Want to ReadIf you liked the fiction plot in Perihal Gendis by Sapardi Djoko Damono , here is a list of 17 books like this:
By: Nawal El Saadawi , Sherif Hetata
Format: 108 pages, Paperback
From her prison cell, Firdaus, sentenced to die for having killed a pimp in a Cairo street, tells o… read more
Want to Read $ 9.99Similar categories in Nawal El Saadawi's Woman at Point Zero book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Who said to kill does not require gentleness?"-Nawal El Saadawi, Woman at Point Zero
"Ada baiknya bahwa saya tetap awam terhadap kenyataan itu."-Nawal El Saadawi, Woman at Point Zero
"Sastra yang baik selalu merupakan cermin sebuah masyarakat."-Nawal El Saadawi, Woman at Point Zero
"I have triumphed over both life and death because I no longer desire to live, nor do I any longer fear to die."-Nawal El Saadawi, Woman at Point Zero
By: Tere Liye
Format: 264 pages, Paperback
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang m… read more
Want to ReadSimilar categories in Tere Liye's Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat."-Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
"Benci? Entahlah. Tak mungkin membenci tapi masih rajin bertanya. Atau memang ada benci jenis baru?"-Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
"…. Daun yang jatuh tak pernah membenci angin…. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya…."-Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
"Tania, kehidupan harus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh..Biarkanlah angin yang menerbangkannya."-Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
By: M. Aan Mansyur , Mo Riza
Format: 54 pages, Paperback
Hari-hariku membakar habis diriku Setiap kali aku ingin mengumpulkan tumpukan abuku sendiri, jari-j… read more
Want to ReadSimilar categories in M. Aan Mansyur's Tidak Ada New York Hari Ini book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Dee Lestari
Format: 202 pages, Paperback
Tidak ada awal dan akhir. Tidak ada sebab dan akibat. Tidak ada ruang dan waktu. Yang ada hanyalah … read more
Want to ReadSimilar categories in Dee Lestari's Kepingan Supernova book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Chairil Anwar , Pamusuk Eneste
Format: None pages, Paperback
Koleksi Sajak 1942-1949 Selama ini kita tidak bisa menemukan sajak-sajak Chairil Anwar dalam satu b… read more
Want to ReadSimilar categories in Chairil Anwar's Aku Ini Binatang Jalang book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Joko Pinurbo
Format: 82 pages, Paperback
Bahasa Indonesiaku yang gundah membawaku ke sebuah paragraf yang menguarkan bau tubuhmu. Malam mera… read more
Want to ReadSimilar categories in Joko Pinurbo's Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Tuhan memelukku dan berkata, "Pergilah dan wartakanlah pelukanKu. Agama sedang kedinginan dan kesepian. Dia merindukan pelukanmu"-Joko Pinurbo, Buku Latihan Tidur: Kumpulan Puisi
By: Theoresia Rumthe , Weslly Johannes
Format: 104 pages, Paperback
Sekali lagi kita menemukan asin laut, putih pasir, bunga karang, dan keindahan-keindahan lain yang … read more
Want to ReadSimilar categories in Theoresia Rumthe's Tempat Paling Liar Di Muka Bumi book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Aku ingin menjadi tenang dan mencintaimu tanpa banyak kekhawatiran."-Theoresia Rumthe, Tempat Paling Liar Di Muka Bumi
By: Ratih Kumala
Format: 284 pages, Paperback
Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya; Jeng Ya… read more
Want to Read $ 5.99Similar categories in Ratih Kumala's Gadis Kretek book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Tere Liye
Format: 320 pages, Paperback
Tentang persahabatan Tentang cinta Tentang perpisahan Tentang melupakan Tentang hujan read more
Want to ReadSimilar categories in Tere Liye's Hujan book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Bumi memiliki daya tampung. Jika manusia terus berkembang biak, kita akan punya masalah serius."-Tere Liye, Hujan
"Hidup ini juga tentang menunggu, Lail. Menunggu kita untuk menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu."-Tere Liye, Hujan
"Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu."-Tere Liye, Hujan
"Umat manusia sejatinya sama seperti virus. Mereka berkembang biak cepat menyedot sumber daya hingga habis, kemudian tidak ada lagi yang tersisa. Mereka rakus sekali."-Tere Liye, Hujan
By: M. Aan Mansyur
Format: 155 pages, Paperback
Aku benci berada di antara orang-orang yang bahagia. Mereka bicara tentang segala sesuatu, tapi kat… read more
Want to ReadSimilar categories in M. Aan Mansyur's Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Tidak ada yang indah dalam hal-hal mudah."-M. Aan Mansyur, Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi
"Tidak ada yang lebih pandai mengelak dari diri sendiri melebihi kita."-M. Aan Mansyur, Melihat Api Bekerja: Kumpulan Puisi
By: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Format: 244 pages, Paperback
Namanya Salva. Panggilannya Ava. Namun papanya memanggil dia Saliva atau ludah karena menganggapnya… read more
Want to ReadSimilar categories in Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie's Di Tanah Lada book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Yang lebih penting dari bertutur kata baik adalah bertutur kata dengan tepat."-Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Di Tanah Lada
"Tidak ada yang bisa tahu apa yang kamu rasakan - sayang atau tidak - kalau kamu tidak mengatakan, atau menunjukkannya dengan benar."-Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Di Tanah Lada
"Bacalah banyak buku tanpa mengerti artinya. Bermainlah tanpa takut sakit. Tonton televisi tanpa takut jadi bodoh. Bermanja-manjalah tanpa takut dibenci. Makanlah tanpa takut gendut. Percayalah tanpa …"-Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, Di Tanah Lada
By: Leila S. Chudori
Format: 380 pages, Paperback
Jakarta, Maret 1998 Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru La… read more
Want to ReadSimilar categories in Leila S. Chudori's Laut Bercerita book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Matilah engkau mati kau akan lahir berkali-kali..."-Leila S. Chudori, Laut Bercerita
"Rasa ingin tahu adalah kualitas terbaik dalam jurnalisme."-Leila S. Chudori, Laut Bercerita
"....jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan."-Leila S. Chudori, Laut Bercerita
"Peristiwa yang tak nyaman atau menyakitkan tidak perlu dihapus, tetapi harus diatasi."-Leila S. Chudori, Laut Bercerita
By: Uketsu
Format: 224 pages, Paperback
Seorang kenalan ingin membeli rumah seken di Tokyo dan memperlihatkan denah rumahnya padaku karena … read more
Want to ReadSimilar categories in Uketsu's Teka-Teki Rumah Aneh book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Joko Pinurbo
Format: 130 pages, Paperback
Mari kita buka apa isi kaleng Khong Guan ini: biskuit peyek keripik ampiang atau rengginang? … read more
Want to ReadSimilar categories in Joko Pinurbo's Perjamuan Khong Guan book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Jogja itu rasa kangen dan senewen yang selalu muncul dalam kaleng Khong Guan tanpa kulo nuwun dan matur nuwun"-Joko Pinurbo, Perjamuan Khong Guan
By: M. Aan Mansyur
Format: 98 pages, Paperback
apakah hatiku mangkuk dangkal yang pecah— yang alangkah mudah diisi, namun mustahil penuh? apakah… read more
Want to ReadSimilar categories in M. Aan Mansyur's Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"& apabila di sana kautemukan cinta, di antara seluruh penderitaan yang menimpa hidupmu, berbahagialah akhirnya ada satu penderitaan yang bisa kaupilih sendiri."-M. Aan Mansyur, Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
"Hanya tubuh yang nyaris bisa memberi terjemahan: tubuh kita sudah terbagi-bagi; separuh milik negara, separuh milik bank, sisanya milik tidur yang sendiri dan hampa."-M. Aan Mansyur, Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau
By: Theoresia Rumthe
Format: 116 pages, Paperback
Kita akan mengingat tahun ini. Kita mengingat bagaimana kebaikan menyelamatkan bumi. read more
Want to ReadSimilar categories in Theoresia Rumthe's Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"tiap-tiap jalan merahasiakan kelok masing-masing. dia yang kaulihat bergerak di jalan paling lurus merahasiakan kelok paling tajam."-Theoresia Rumthe, Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang Pergi
By: Joko Pinurbo
Format: 144 pages, Paperback
Saya pernah ditanya wartawan, “Lukisanmu termasuk aliran apa?” Saya malas dan tidak tertarik menjaw… read more
Want to ReadSimilar categories in Joko Pinurbo's Srimenanti book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Barangkali senja adalah sebuah firman visual bahwa tak ada sesuatu yang tak berakhir, ketika esok harinya fajar rekah, itu artinya tak ada sesuatu yang tak bisa dimulai kembali."-Joko Pinurbo, Srimenanti
By: Inggit Putria Marga
Format: 61 pages, Paperback
PEMENANG KUSALA SASTRA KHATULISTIWA KE-20 KATEGORI PUISI TAHUN 2020 TAMU TAK BERMALU Meski se… read more
Want to ReadSimilar categories in Inggit Putria Marga's Empedu Tanah book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Sapardi Djoko Damono
Format: 70 pages, Paperback
perihal gendis di rumah sendirian : ayahnya pamit pergi ke selatan ibunya bilang menyusul ke ut… read more
Want to ReadSimilar categories in Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
By: Joko Pinurbo
Format: 82 pages, Paperback
Salah Piknik adalah kumpulan puisi Joko Pinurbo yang sebagian besar isinya merespons fenomena yang … read more
Want to ReadSimilar categories in Joko Pinurbo's Salah Piknik book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
Similar categories in Joko Pinurbo's Epigram 60 book and Sapardi Djoko Damono's Perihal Gendis
"Berbahagialah rumah yang dijaga dan didoakan buku-buku"-Joko Pinurbo, Epigram 60